Hai Sobat Pembaca, semoga selalu dalam keadaan yang sehat.
Rumusan
masalah yang baik hendaknya disusun dalam kalimat tanya yang ringkas.
Maksudnya, akan lebih baik dalam satu kalimat tanya hanya mengandung
satu pertanyaan. Kalimat tersebut disusun bukan dalam bentuk kalimat
bertingkat.
Pada
kesempatan yang lalu, saya sempat membahas bagaimana cara membuat latar
belakang dalam karya tulis ilmiah. Sekarang saya ingin berbagi tentang
cara membuat rumusan masalah yang baik dan benar. Rumusan masalah sangat
penting untuk memberikan pedoman tentang hal-hal apa saja yang akan
kita bahas dalam tulisan ilmiah kita.
Rumusan
masalah pada umumnya berbentuk pertanyaan. Menurut Budiharso (2009),
rumusan masalah merupakan pertanyaan secara tersurat yang kemudian akan
dicarikan jawabannya. Oleh karena itu, rumusan masalah selalu ditulis
dengan kata tanya. Kata tanya yang dapat digunakan adalah what, who, when, where, why, dan how. Namun demikian, kata tanya juga bisa dalam bentuk yang lain tanpa harus menggunakan 5W+H seperti yang saya sebutkan.
Rumusan masalah yang baik hendaknya mencerminkan setidaknya dua hal berikut ini:
Disusun secara ringkas
Membuat rumusan masalah yang baik. |
Mencerminkan variabel yang diteliti
Sobat
pembaca harus ingat bahwa rumusan masalah bertujuan untuk memberi
gambaran tentang hal-hal apa yang akan dibahas pada bab-bab selanjutnya.
Oleh karena itu, variabel penelitian yang tercermin di dalam judul juga
harus dicantumkan dalam rumusan masalah. Hal-hal yang berkaitan dengan
variabel tersebut tidak hanya terbatas pada definisinya saja, tetapi
juga bisa mengenai sifat variabel yang diteliti, bahkan hubungan
antar-variabel.
Jika
Sobat Pembaca dapat menampilkan kedua hal tersebut dalam rumusan
masalah, tentu hal itu akan memudahkan penulisan bab-bab pembahasan
selanjutnya.
Untuk
jenis-jenis pertanyaan dalam rumusan masalah bisa dikelompokkan menjadi
tiga kelompok, yaitu pertanyaan deskripstif, komparatif, dan asosiatif.
Ketiganya dijelaskan sebagai berikut:
Pertanyaan deskriptif
adalah pertanyaan yang bertujuan untuk menjelaskan satu variabel secara
mandiri. Biasanya pertanyaan jenis ini adalah pertanyaan mengenai
pengertian suatu variabel. Contohnya: Apakah yang dimaksud dengan
belajar? Pertanyaan semacam itu adalah untuk menggambarkan keadaan
seperti bagaimanakah yang disebut sebagai belajar.
Pertanyaan komparatif adalah
pertanyaan yang bertujuan untuk membandingkan satu variabel dengan
variabel yang lainnya. Biasanya perbandingan ini bisa antar-variabel
maupaun variabel yang sama namun sudut pandang berbeda. Contoh:
Bagaimanakah pengaruh belajar yang dilakukan pada pagi hari dengan yang
dilakukan pada malam hari? Pertanyaan tersebut mengarahkan pada
komparasi satu variabel tetapi dilakukan pada waktu yang berbeda.
Pertanyaan asosiatif adalah
pertanyaan yang bertujuan untuk menggali hubungan antara variabel yang
satu dengan variabel yang lainnya. Hubungan yang terbentuk bisa bersifat
sebab akibat, simetris, maupun hubungan interaktif. Contoh:
Bagaimanakah hubungan antara pengaturan waktu belajar dengan lingkungan
belajar terhadap peningkatan prestasi anak di sekolah?
Demikianlah
penjelasan ringkas mengenai tips membuat rumusan masalah dalam
penulisan karya ilmiah. Semoga dapat bermanfaat bagi sobat pembaca
sekalian. Selamat berkarya.
Referensi
Budiharso, Teguh. 2009. Panduan Lengkap Penulisan Karya Ilmiah Skripsi,Tesis, dan Disertasi. Yogyakarta: Venus.
0 Response to "TIPS MEMBUAT RUMUSAN MASALAH"
Post a Comment