Penulis: Rakay Sutamayapanna
Pengertian Motivasi
Belajar
Pendidikan
memiliki kaitan yang erat dengan aktivitas belajar dan pembelajaran. Simamora
(2009: 27) menyatakan bahwa konsep belajar yang berakar dari peserta didik dan
pembelajaran yang berakar dari pendidik adalah aktivitas yang tidak dapat
dipisahkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam proses belajar mengajar,
khususnya di kelas, masing-masing dari peserta didik maupun pendidik harus
menjalin interaksi.
Indikasi
dari proses belajar adalah adanya perubahan tingkah laku. Harsanto (2007: 87)
menyatakan bahwa kegiatan belajar selalu harus memberikan perubahan pada subjek
yang belajar karena adanya interaksi pembelajar dengan orang lain maupun
lingkungannya. Selain itu, Suparno (2002: 61) mnyatakan bahwa menurut kaum
konstruktivis, belajar merupakan proses aktif pelajar mengkonstruksi arti dari
teks, dialog, pengalaman fisis dan lain lain, serta proses mengasimilasikan dan
menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang
telah dimiliki oleh seseorang.
Motivasi sangat penting dalam hal belajar. Djiwandono
(2006: 329) menyebutkan motivasi adalah salah satu prasyarat yang amat penting
dalam belajar. Setiap siswa hendaknya memiliki motivasi belajar untuk mendukung
pencapaian hasil belajar yang terbaik. Hakim (2005: 26) mendefinisikan motivasi
sebagai dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan
untuk mencapai tujuan tertentu. Sementara itu, Simamora (2009: 30) menyatakan
bahwa secara teknis, motivasi merupakan
proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong timbulnya kekuatan pada diri
individu, sikap yang dipengaruhi untuk mencapai suatu tujuan.
Dari
beberapa hal di atas, dapat titarik kesimpulan mengenai motivasi belajar. Motivasi belajar siswa dapat diartikan
sebagai dorongan kehendak yang dimiliki oleh seorang siswa untuk mencapai hasil
belajar, yaitu perubahan tingkah laku berdasarkan hasil pengalaman
dan praktik, dengan
baik. Motivasi belajar siswa sangat membantu dalam meningkatkan
hasil belajar secara optimal.
Jenis-jenis
Motivasi Belajar
Para ahli
mengelompokkan motivasi belajar menjadi dua jenis, yaitu motivasi intrinsik dan
ekstrinsik. Habsari (2005: 74) menyatakan bahwa motivasi intrinsik adalah
motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri, biasanya behubungan dengan minat
dan intelegensi siswa sendiri terhadap suatu mata pelajaran tertentu. Sedangkan
motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datang dari luar diri siswa, seperti
hadiah-hadiah dari orang lain yang dijanjikan ketika mencapai hasil belajar
tertentu.
Motivasi
intrinsik siswa cenderung mengacu kepada minat siswa terhadap suatu mata
pelajaran tertentu. Sebagai contoh, seorang siswa yang memiliki minat dan
ketertarikan pada aritmatika, secara otomatis akan timbul keinginan yang kuat
untuk belajar lebih mendalam ketika pelajaran Matematika berlangsung di kelas.
Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa motivasi intrinsik ini cenderung sudah
ada dalam diri siswa dan tidak terlalu memerlukan dorongan dari luar.
Berkebalikan
dengan motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik lebih cenderung muncul
berdasarkan dorongan dari luar. Misalnya seorang siswa menjadi rajin belajar
Matematika karena adanya dorongan untuk mendapatkan hadiah-hadiah yang
diberikan oleh guru atau orang tuanya. Bentuk lain dari motivasi ekstrinsik
adalah dengan penerapan punisment and
reward, yaitu hukuman dan hadiah. Dalam hal ini, jika siswa mendapatkan
hasil belajar yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, maka ia akan
menerima hadiah-hadiah baik dalam bentuk pujian maupun yang lainnya. Sedangkan
bagi siswa yang tidak mampu mencapai tujuan pembelajaran, maka dikenakan
hukuman berupa penambahan tugas dan perbaikan lainnya. Djamarah (2002: 168-176)
menyebutkan beberapa bentuk motivasi, yaitu dengan memberi angka, hadiah,
pujian, gerakan tubuh, memberi tugas, memberi ulangan, mengetahui hasil, dan
hukuman.
Meskipun
kedua jenis motivasi di atas saling berkebalikan satu sama lain, keduanya memiliki
kaitan yang erat dan tidak dapat dipisahkan. Keduanya memiliki peranan yang
saling menunjang. Misalnya, seorang siswa memiliki motivasi intrinsik untuk
mempelajari suatu mata pelajaran tertentu, tetapi tidak mendapatkan dukungan
ataupun motivasi ekstrinsik baik dari guru, sarana-prasarana, dan
lingkungannya, maka ia akan kehilangan motivasi intrinsiknya. Demikian pula
ketika seorang siswa telah mendapatkan motivasi dari luar, tetapi tidak
berusaha menimbulkan motivasi intrinsik, maka hasil yang didapatkan dari proses
belajar juga tidak akan optimal. Oleh karena itu, baik motivasi intrinsik dan
ekstrinsik, keduanya sangat penting untuk menunjang keberhasilan siswa dalam
belajar.
Manfaat Motivasi
Belajar
Motivasi
belajar yang dimiliki siswa tentu memiliki manfaat. Terdapat beberapa macam
manfaat motivasi seperti yang dikemukakan oleh Hakim (2005: 27), yaitu
memberikan dorongan semangat kepada siswa untuk rajin belajar, mengarahkan
kegiatan belajar pada suatu tujuan tertentu, dan membantu siswa untuk menemukan
metode belajar yang tepat. Dari pernyataan Hakim, dapat diketahui bahwa
motivasi belajar sangat dibutuhkan oleh seorang siswa. Dengan memiliki motivasi
belajar, siswa akan dapat lebih berkonsentrasi kepada kegiatan-kegiatan apa
saja yang mampu menunjang peningkatan hasil belajar dan cenderung menghindari
atau meminimalisir kegiatan yang dapat menghambat hasil belajar.
Cara Membangkitkan
Motivasi Belajar
Jika siswa
tidak memiliki motivasi belajar, maka hambatan-hambatan belajar akan muncul.
Sanjaya dalam (Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, 2007: 164) menyatakan bahwa
kurangnya motivasi belajar siswa muncul karena siswa menganggap materi
pembelajaran tidak penting, atau siswa merasa telah memiliki kemampuan dan
pemahaman terhadap materi yang sedang dipelajari, siswa merasa bosan atau
merasa tidak sesuai dengan pola mengajar yang diterapkan oleh guru, dan siswa
memandang guru kurang menguasai bahan pelajaran yang sedang disajikan.
Untuk
mengatasi kondisi tersebut, dibutuhkan peran guru dalam membantu peningkatan
motivasi belajar siswa dalam belajar di kelas. Tidak seperti pandangan lama
yang menyatakan bahwa guru sebagai satu-satunya sumber belajar, peran guru
dalam dunia pendidikan modern, tidak hanya sebagai subjek yang melakukan
transfer ilmu kepada siswa. Pendidikan dalam dunia modern lebih memandang peran
guru sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar. Hal ini menunjukkan bahwa guru bukan
satu-satunya sumber belajar. Selain itu, tugas guru tidak hanya sebagai
pengajar, tetapi juga sebagai pendidik yang memiliki kewajiban untuk melakukan
bimbingan penyuluhan kepada siswa. Di situlah peran guru sebagai motivator
dilaksanakan.
Seorang
siswa juga perlu untuk membangkitkan motivasi intrinsik dalam dirinya sendiri.
Hakim (2007: 30) menyebutkan beberapa cara untuk menimbulkan motivasi intrinsik
yang harus dilakukan siswa, yaitu dengan memahami manfaat yang diperoleh dalam
mengikuti suatu proses pembelajaran, memilih bidang studi yang benar-benar
diminati, memilih jurusan yang sesuai dengan bakat dan pengetahuan, dan memilih
bidang studi yang mampu menunjang masa depan siswa sendiri. Dengan memahami
hal-hal tersebut, maka akan timbul dorongan dalam diri siswa sendiri untuk
bersungguh-sungguh dalam proses belajar.
Simpulan
Motivasi
belajar siswa adalah salah satu hal yang menunjang keberhasilan pencapaian
tujuan pembelajaran. Seorang siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi
tentu akan berusaha untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal dibandingkan
dengan siswa yang tidak memiliki motivasi belajar. Dengan memahami pentingnya
motivasi tersebut, hendaknya seorang pembelajar berusaha untuk mengembangkan
motivasi belajarnya.
Kedua jenis
motivasi belajar, yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik, memiliki hubungan
yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling mendukung untuk menunjang
pencapaian tujuan pembelajaran. Ketika seorang pembelajar mampu menimbulkan
motivasi intrinsik dan mendapatkan motivasi ekstrinsik, maka hasil pembelajaran
yang dicapai akan optimal. Oleh karena itu, kedua motivasi tersebut harus
dikembangkan baik dalam diri pembelajar sendiri, maupun lingkungan sekitar.
Referensi
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
RINEKA CIPTA.
Djiwandono, Sri Esti Wuryani. 2006. Psikologi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Grasindo.
Habsari, Sri. 2005. Bimbingan
dan Konseling SMA untuk Kelas XII. Jakarta: Grasindo.
Hakim, Thursan. 2005. Belajar
Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara.
Harsanto, Radno. 2007. Pengelolaan
Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius.
Simamora, Ns. Roymond H. 2009. Buku Ajar Pendidikan Dalam
Keperawatan. Jakarta: EGC.
Suparno, Paul. 2002. Filsafat
Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 20017. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian 2 Ilmu
Pendidikan Praktis. Tanpa Kota: PT. IMTIMA.
0 Response to "MOTIVASI BELAJAR"
Post a Comment