OTAK KANAN DAN OTAK KIRI MANUSIA

Penulis: Rakay Sutamayapanna

Teori otak mulai dikenal sejak tahun 1981. Pada awalnya, Profesor Roger Sperry yang melakukan penelitian panjang, mengungkapkan hasil temuannya tentang gelombang otak. Usahanya tersebut membuatnya menerima nobel dengan pembuktian hipotesisnya bahwa setiap aktivitas berbeda yang dilakukan oleh manusia, maka menghasilkan gelombang otak yang berbeda pula.

Penemuan tersebut, membawa perubahan yang signifikan dalam cara memandang potensi dan kreativitas seseorang. Dengan demikian, penelitian ini memicu penelitian-penelitian lebih lanjut.

Pembagian Otak
Secara garis besar, bagian otak bisa dibagi menjadi tiga bagian, yaitu otak depan, otak besar, dan otak kecil. Sedangkan secara khusus, otak besar dapat dibagi lagi menjadi dua bagian, yakni otak kanan dan otak kiri. Untuk selanjutnya, akan dibahas mengenai otak kanan dan otak kiri yang merupakan pembagian dari otak besar.

Otak kanan dan otak kiri memiliki fungsi yang berbeda. Otak kiri, berfungsi dalam hal-hal yang berhubungan dengan logika, rasio, kemampuan menulis dan membaca, serta aktivitas matematis. Beberapa ahli mengemukakan bahwa otak kiri merupakan pusat Intelligence Quotient (IQ).

Otak kanan berfungsi dalam perkembangan Emotional Quotient (EQ). Otak kanan memiliki peran penting dalam hal aktivitas sosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia lain, serta pengendalian emosi. Otak kanan juga memberikan potensi intuitif, merasakan, memadukan, dan ekspresi tubuh. Contoh aktivitas nyata yang berhubungan dengan otak kanan adalah menyanyi, menari, melukis, dan kegiatan kreatif lainnya.

Selain perbedaan tersebut, otak kanan dan otak kiri juga memiliki perbedaan dalam pengendalian bagian tubuh. Otak kanan lebih dominan dalam menggerakkan organ tubuh bagian kiri. Sedangkan Otak kiri lebih dominan mengatur gerakan organ tubuh bagian kanan. Hal tersebut pernah digunakan sebagai petunjuk bagian otak yang mana yang paling dominan pada diri seseorang. Terdapat suatu anggapan bahwa orang yang kidal dianggap temasuk orang yang otak kanannya dominan. Mereka dipandang sebagai seseorang yang cenderung memiliki daya kreativitas yang tinggi dan lemah pada hal-hal bersifat penalaran logis dan matematis. Sedangkan orang yang tidak kidal, dipandang sebagai seseorang yang cenderung memiliki kelebihan dalam hal penalaran logis dan matematis, namun lemah dalam hal kreativitas.

Dominasi Otak Kiri dan Otak Kanan dalam Pembelajaran
Dominasi kedua belahan otak terhadap pembelajaran, sangat mempengaruhi hasil belajar. Hal ini tidak hanya terjadi pada siswa, namun juga terjadi dalam hal cara guru mengajar. Berikut ini penjelasan mengenai dominasi otak kiri dan otak kanan yang mempengaruhi aktivitas guru dan siswa yang merupakan hasil penelitian dari Diane Connel.

Seorang guru yang memiliki otak kiri yang lebih dominan akan cenderung mendidik siswanya dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi. Diane Connel dalam artikelnya mengatakan:
Teachers with left-brain strengths generally prefer to teach using lecture and discussion. To incorporate sequence, they put outlines on the board or overhead, and they like to adhere to prepared time schedules. They give problems to the students to solve independently. Teachers with left-brain preferences assign more research and writing than their right-brain peers. A reasonably quiet, structured classroom is preferred. The classroom tends to be clean, with items in their place.”

Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa seorang guru dengan otak kiri yang lebih dominan akan menyukai kelas yang terstruktur. Lebih cenderung mengajar dengan memberikan permasalahan yang harus diselesaikan oleh siswa secara mandiri, serta memberikan tugas-tugas penelitian. Penanda lainnya yang penting adalah, kelas selalu dijaga untuk tetap bersih dan rapi.

Sedangkan pada pihak siswa, dicirikan dengan sikap yang cenderung ingin mengerjakan tugas secara individu. Diane Connel juga menyatakan, Left-brain students prefer to work alone. They like to read independently and incorporate research into their papers. They favor a quiet classroom without a lot of distraction.” Dengan demikian, siswa dengan kecenderungan otak kiri yang dominan, menyukai kegiatan pembelajaran dengan situasi yang tenang.

Selanjutnya, seorang guru yang lebih dominan otak kanannya, akan cenderung memberikan tugas berupa kerajinan tangan. Seperti dinyatakan oleh Connel:
Teachers with right-brain strengths generally prefer to use hands-on activities over a lecture format. In concert with the right-brain preference of seeing the whole picture, these teachers incorporate more art, manipulatives, visuals, and music into their lessons. They tend to embrace Howard Gardner's multiple intelligences. They like to assign more group projects and activities, and prefer a busy, active, noisy classroom environment. The classroom of a strong right-brain teacher will typically have materials and books scattered all over.”

Dengan demikian, dapat dikethui bahwa guru dengan otak kanan yang lebih dominan, cenderung memasukkan berbagai kegiatan kreatif dalam proses pembelajarannya. Selain itu, lebih cenderung memberikan pekerjaan kelompok kepada siswa. Ruang kelas di mana guru tipe ini mengajar lebih sering terlihat tidak tertata rapi.

Siswa dengan dominasi otak kanan dapat diketahui dalam aktivitas berkelompok. Siswa yang demikian, lebih menyukai mengerjakan tugas secara berkelompok. Connel menyatakan, Right-brain students prefer to work in groups. They like to do art projects, industrial arts electives in middle school, and graphic design. They would prefer to design and make a mobile rather than write "another tedious term paper." Dengan demikian, dapat diketahui bahwa siswa dengan kecenderungan otak kanan, selalu menginginkan kegiatan yang berhubungan dengan seni, maupun desain grafis. Hal-hal tersebut tentu berhubungan dengan dominasi otak kanan yang membuat siswa lebih cenderung pada kegiatan kreatif dalam proses pembelajaran.

Simpulan
Dalam proses pembelajaran, seluruh siswa memiliki hak yang sama untuk menerima proses pembelajaran. Namun, kemampuan dominasi otak kanan dan otak kiri yang berbeda pada masing-masing siswa tentu menjadi kendala tersenderi bagi guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Selain itu, guru juga terkendala dengan tipe dominasi otaknya sendiri.

Guru dengan dominasi otak kiri cenderung akan disukai metode mengajarnya oleh siswa yang memiliki tipe dominasi otak kiri. Sedangkan guru dengan dominasi otak kanan akan cenderung dicintai oleh siswa yang memiliki tipe dominasi otak kanan. Hal ini tentu saja menjadi faktor penghambat bagi siswa maupun bagi guru. Oleh karena itu, sangat penting menyeimbangankan proses pembelajaran dengan kedua tipe dominasi otak. Dengan demikian, siswa  dan guru secara bersama-sama mampu memberikan kesempatan untuk menyeimbangkan perkembangan otak kanan dan otak kiri. Ketika proses pembelajaran mampu berjalan seimbang dengan dominasi otak kanan dan otak kiri siswa maupun guru, maka hal itu akan membuat proses pembelajaran terasa lebih menyenangkan dan tidak membosankan.

Selain itu, agar memudahkan di pengamatan kelas, hendaknya diberikan tes diagnostik untuk mengetahui prosentase siswa dengan kecenderungan dominasi otak kanan ataupun otak kiri. Hal ini akan sangat membantu guru untuk mempersiapkan rencana pembelajaran yang berimbang dan mampu mengakomodiir seluruh kebutuhan siswa.

Referensi
Connel, Diane. Tanpa tahun. Left Brain vs Right Brain in the Classroom http://www.scholastic.com/teachers/article/left-brainright-brain (Diakses pada tanggal 1 Juni 2013, Pukul 15.00 WIB.)


http://www.terapimusik.com/otak_kanan.htm  (Diakses pada tanggal 1 Juni 2013, Pukul 15.30 WIB.)

0 Response to "OTAK KANAN DAN OTAK KIRI MANUSIA"

Post a Comment