Filsafat Pendidikan Esensialisme

Esensialisme dalam pendidikan adalah gerakan yang menentang pandangan skeptisisme dan sinisme dari aliran progresivisme terhadap nilai-nilai sosial dan budaya. Menurut Esensialisme, nilai-nilai kemanusiaan terbentuk secara berangsur-angsur dengan melalui kerja keras dan susah payah selama beratus-ratus tahun, dan di dalamnya berakar gagasan-gagasan dan cita-cita yang telah teruji dalam perjalanan waktu. Bagi aliran esensialisme, pendidikan adalah pemeliharaan kebudayaan “education as cultural conservation.”


Esensialisme percaya bahwa pendidikan harus didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak lama. Pendidikan, menurut esensialisme, harus memiliki pijakan nilai yang dapat mendatangkan kestabilan, tahan lama, jelas, dan terseleksi. Willian C. Bagley menerangkan ciri-ciri filsafat pendidikan esensialisme. Pertama, usaha belajar awal yang memikat atau menarik perhatian lebih menghasilkan minat yang kuat dan tahan lama dibandingkan dengan motivasi pribadi siswa sendiri. Ciri yang kedua, pengawasan pengarahan, dan bimbingan orang yang dewasa adalah melekat dalam masa balita yang panjang atau keharusan ketergantungan yang khusus pada spesies manusia. Selanjutnya, kemampuan untuk mendisiplin diri harus menjadi tujuan pendidikan, maka menegakan disiplin adalah suatu cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Yang terakhir, esensialisme menawarkan sebuah teori yang kokoh, kuat tentang pendidikan, sedangkan sekolah-sekolah pesaingnya (progresivisme) memberikan sebuah teori yang lemah.

Pandangan esensialisme mengenai pendidikan mengacu pada pendapat yang diutarakan oleh William T. Harris. Menurutnya, tugas pendidikan adalah mengizinkan terbukanya realita berdasarkan susunan yang sudah pasti. Sekolah merupakan tempat di mana nilai-nilai yang telah turun-temurun dijadikan sebagai penuntun dalam masyarakat.

Kurikulum di sekolah menurut esensialisme hendaknya bersifat humanistis. Belajar adalah menerima dan mengenal secara sungguh-sungguh nilai-nilai sosial, yang kemudian diolah, dan diteruskan kepada generasi penerusnya. Selain itu, aliran esensialisme memandang siswa adalah sebagai individu yang kreatif, bahkan dalam tingkah lakunya bisa mencerminkan hubungan metasifis.

0 Response to "Filsafat Pendidikan Esensialisme"

Post a Comment