KEPEMIMPINAN

Suatu organisasi tentu tidak dapat dipisahkan dari sekumpulan orang yang memiliki tujuan yang sama. Sekumpulan orang tersebut melakukan aktivitas secara bersama-sama untuk mencapai tujuan organisasi. Pada saat-saat itulah seorang pemimpin dibutuhkan. Karena dengan adanya pemimpin, maka akan ada orang yang mengarahkan dan membimbing aktivitas apa saja yang harus dilakukan oleh orang-orang dalam organisasi itu untuk mencapai tujuan. Jadi, kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan tugas-tugas. Orang yang menjalankan kepemimpinan disebut sebagai pemimpin.


Kepemimpinan memiliki tiga implikasi penting. Pertama, kepemimpinan selalu melibatkan bawahan. Kualitas pemimpin dapat dilihat dari sejauh mana bawahan dapat menerima pengarahan dan bimbingan yang dilakukan oleh pemimpin. Kedua, kepemimpinan merupakan pembagian kekuasaan yang tidak seimbang antara pemimpin dengan kelompok bawahan. Ketiga, kepemimpinan cara pemimpin mempengaruhi bawahannya untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu. Dengan demikian, pemimpin tidak hanya mengatakan apa saja tugas bawahan, tetapi juga mempengaruhi cara bawahan melaksanakan tugasnya.

Terdapat tiga macam pendekatan dalam kepemimpinan, yaitu kepemimpinan yang berasal dari bakat, perilaku yang sesuai, dan pangdangan situasi. Pendekatan kepemimpinan yang berasal dari bakat menyatakan bahwa seseorang mumcul sebagai pemimpin karena bakat yang ia miliki. Sedangkan pendekatan kepemimpinan dari perilaku yang sesuai menyatakan bahwa seorang pemimpin muncul karena seseorang telah memperlihatkan perilaku yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi. Pendekatan yang terakhir memandang bahwa kondisilah yang menentukan seseorang layak muncul sebagai pemimpin atau tidak. Menurut pendekatan ini, seorang pemimpin yang menghadapai kondisi yang berbeda, bisa saja berbeda pula efektifitas kepemimpinannya.

Ditinjau dari modelnya, kepemimpinan dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu model otoriter/autokratis; model laissez faire; model demokratis.

Pemimpin yang sangat mendesak bawahan dan tidak memperhatikan saran-saran yang diberikan oleh bawahan tergolong pada model kepemimpinan otoriter/autokratis. Pemimpin yang menerapkan model kepemimpinan ini akan cenderung melaksanakan keputusan tanpa proses musyawarah. Selain itu, perintah pimpinan harus segera dilaksanakan oleh bawahan karena perintah bawahan bersifat mutlak. Ketika bawahan melakukan kesalahan, pemimpin yang otoriter cenderung tidak dapat memaafkan kesalahan yang dilakukan.

Pada model laissez faire, pemimpin cenderung membebaskan bawahan. Model ini adalah lawan dari model kepemimpinan otoriter. Pemimpin cenderung bersikap pasif dan memberikan semua wewenang dan pengambilan keputusan kepada bawahan. Pemimpin ini sepenuhnya percaya kepada bawahan tanpa memperhatikan keunggulan dan kelemahan bawahannya itu sendiri. Hal tersebut mengakibatkan bawahan merasa lebih berkuasa. Pemimpin dengan model laissez faire ini dikenal sebagai pemimpin yang kurang bertanggung jawab.

Seorang pemimpin yang menggunakan model demokratis adalah pemimpin yang mampu menggunakan kekuasaannya secara seimbang antara memaksa dan memberi kelonggaran kepada bawahan. Pemimpin model demokratis cenderung terfokus pada hasil musyawarah untuk mengambil keputusan. Pemimpin ini dikenal sebagai pemimpin yang memiliki tenggang rasa atau toleransi yang baik, komunikatif dengan bawahan, mengapresiasi bawahan yang kreatif dan inovatif, adil, dan mau membimbing bawahan.

Terdapat beberapa hal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Yang pertama adalah motivasi diri. Motivasi ini sangat diperlukan untuk mengatasi krisi kepercayaan diri yang kadang kala menimpa pemimpin. Ketika seorang pemimpin memiliki motivasi diri yang besar, maka ia akan dapat dengan mudah mengatur dan mempengaruhi bawahan untuk bertindak sesuai dengan petunjuk yang diberikan olehnya.

Selain itu, pemimpin harus memiliki kemampuan berbicara di depan umum. Kemampuan berbicara di depan umum ini berkenaan dengan hubungan pemimpin dengan lingkungan di sekitarnya. Seorang pemimpin kadang kala tidak dapat mengelak dari tuntutan memberikan pidato dan sebagainya yang semua itu dilakukan di depan khalayak ramai. Oleh karena itu, pemimpin harus memiliki bekal ilmu komunikasi yang baik.

Seorang pemimpin juga menjadi sumber pengetahuan bagi bawahannya. Tidak jarang bawahan melontarkan peratanyaan mengenai hal-hal yang belum dimengerti. Oleh karena itu, pemimpin juga harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang teknik, metode, ataupun tata laksana dari kegiatan yang harus dilakukan oleh bawahannya.

Dalam hubungannya dengan bawahan, pemimpin juga harus dapat memotivasi bawahannya. Ini perlu untuk meningkatkan kepercayaan diri bawahan sehingga tercapai efektivitas kerja. Selain itu pemimpin juga harus mengenali karakteristik bawahannya, mampu mengajarkan atau mentransfer ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada bawahan.


Pemimpin yang baik selalu menginginkan perubahan yang lebih baik. Ia juga harus memiliki sikap mental yang tangguh dan citra diri yang baik. Oleh karena itu, perilaku pemimpin juga harus sesuai dengan kaidah norma, nilai, dan moralitas yang beradab.

0 Response to "KEPEMIMPINAN"

Post a Comment